Rabu, 26 Februari 2014

Pilihan

Semua hal yang ada disekeliling kita itu adalah pilihan, semua keputusan, tindakan, apa yang kita pikirkan, sampai untuk tidak memilih apa pun itu adalah pilihan. Mungkin itu salah satu faktor mengapa manusia dibekali akal, pikiran, hati oleh sang pencipta adalah untuk selalu berfikir dengan pilihan-pilihan yang ada dihadapannya. memilih secara bijaksana dan tentunya bertanggung jawab dengan pilihan tersebut. Dan yang pastinya semua pilihan mempunyai resiko masing-masing.

Semua orang pasti mengalaminya, dari anak-anak sampai berapa pun usianya. Sebenarnya menurut teori #teorinya siapa ya?? :p, jika seseorang mengalami suatu situasi yang sama (dalam hal ini menentukan pilihan) berulang-ulang, dia akan terbiasa dan akan lebih matang atau bisa lebih baik dalam menghadapi situasi tersebut. Idealnya begitu, namun banyak pula yang tidak ideal bukan... termasuk saya :)

Iyaaa...itu prolog panjang benar ya...hehehe
Menurut saya, saya orang yang rapuh dan labil, apalagi jika berhadapan dengan pilihan h-hee memang sih enggak boleh ya menilai diri sendiri apalagi negatif, bisa menurunkan rating :p, tapi biarlah..
Setiap kali harus menentukan pilihan yang agak-agak krusial, pastilah mengalami dilema yang luar biasa. Kepikiran, dan selalu terbayang-bayang. Apalagi saat keputusan dalam memilih itu harus cepat, pasti jadi tambah galau. Sangat tidak cocok jadi pemimpin, ya memang saya enggak mau juga sih :p. Kalau menurut saya sebenarnya ini bisa terjadi karena terlalu banyak berfikir, terlalu takut mengambil resiko. Padahal apapun yang kita pilih, semua akan mempunyai resiko masing-masing. Oke memang kita akan memilih yang beresiko paling kecil, namun kita juga enggak akan tahu resiko yang muncul mendadak bukan. 

Mungkin, pilihan juga dimaksudkan untuk menguji kita. Menguji keteguhan hati, keyakinan, keimanan semuanya. Ibaratnya saat kita suka dan akan membeli sepatu coklat, ternyata saat berjalan ke kasir kita bertemu dengan sepatu hitam yang menawan. Disitulah keyakinan atas pemilihan sepatu coklat tersebut diuji atau mungkin Tuhan yang Maha segalanya itu tahu yang hitam lebih baik sehingga sudah ditunjukkan oleh-Nya ?? Disinilah akal pikiran dan mungkin hati kita dibutuhkan. 

Beberapa hari yang lalu memang saya sedang dihadapkan pada pilihan, sebut saja antara A dan B, yang sebenarnya jelas jawaban saya adalah A. Ditinjau dari akal pikiran serta hati saya sudah setuju dengan A, orang terdekat saya pun juga begitu. Namun memang orang-orang lain yang terlihat dalam pilihan itu ada yang mungkin berharap saya menjadi B. Saat ini sudah "ketok palu" pilihan saya A, yang menjadi gunda gulana itu adalah memikirkan resikonya. Saya tipe pemikir, tipe yang enggak "pede" bisa atau tidak menghadapi yang akan terjadi nanti apalagi dalam keadaan "PMS" begini hmmm, lebih sensitif hehehe. Karena saya tidak ingin menyesal.  Dan saat saya terus berfikir malah bertemu dengan pertanyaan-pertanyaan diatas yang sebenarnya membuat hati saya tentram sekaligus gunda hehehe. Seakan Tuhan bicara kepada saya, yakin kah dengan pilihan saya. Sebenarnya sekarang yang perlu saya lakukan adalah bisa dan berani menghadapi semua resiko yang akan muncul dengan pilihan saya. Bertanggung jawab dengan apa yang saya kerjakan. Lebih "pede" percaya diri dan tidak perlu berlarut-larut. Ya saya sedang belajar....Bismillah.... :)

"hidup emang sebuah pilihan...tapi milihnya jangan pake malu malu segala...hayooo kutakan jiwa dan raga, jadilah wanita yang setrong gituh ah....  - Pak Cilembu Thea-


15 komentar:

  1. Tipe pemikir ini masuk kategori 3. Kl dlm perang, dia ini ahli strategi loh... Nah, akan ada saatnya tipe 3 ini bergeser mnjdi tipe 2 (decision maker).

    Susah? iya. Tp pengalaman yg akan mendidik.

    Btw, mw resign dr kerja ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm kelamaan mikir strategi, hore ga jadi perang hehehe
      insyaallah belajar dari pengalaman ya pak,

      belum pak, belum berani resign, tapi memang dalam pekerjaan sih :p

      Hapus
  2. Semua selalu ada pilihan, mau pilih yang mana tetapkan hati kita dan pertanggung jawabkan plihan tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak lid, mau A, B atau tidak sama sekali semua ada resikonya :)

      Hapus
  3. samaaaa.. aku tipe yang mikirrrrr mulu kalau ada permasalahan yang dalam pemecahan masalah tersebut aku harus milih, rasanya malah gak ketemu2 jalan keluar, malah ketemu masalah baru :D
    tapi dengan mantap, apapun nanti risikonya ya namanya juga pilihan, nanti juga tahu apa pilihan itu benar atau tidak, yang penting enggak menyesal dengan apa yang kita pilih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. toss mbak :)
      betul betul.. insyaallah sedang belajar kuat mempertanggungjawabkan segalanya :)

      Hapus
  4. Hidup memang sebuah pilihan namun tentunya pilihan yang didahului pertimbangan. Jangan hanya asal pilih, karena bisa saja kita menyesal atas pilihan kita sendiri. Baiknya berpikir, menentukan pilihan, bertanggung jawab atas pilihan itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak :)
      Iya sedang belajar berani menghadapi pilihan kita sendiri mbak :)

      Hapus
  5. aku tau rasanyaaa Noph...
    baru aja kemarin ngalamin....
    waktu mau pilih sekolah Vania...antara sekolah A dan B yang dua2nya dia diterima..
    akhirnya setelah mantap memutuskan malah banyak sekali suara tak enak ttg sekolah tsb...

    tapi... keputusan udah diambil...
    dan tentu saja gak ada sekolahan sempurna, pasti semua jg ada kelemahannya... ya gak...
    yg penting yakin aja yah noph... dan bismillah.. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak betul... ihh penasaran dengan sekolahnya Vania, kalau sudah masuk cerita yaaaa hehehe

      Hapus
  6. Konon hidup dan nasib yang kita alami sekarang merupakan pilihan-pilihan yg telah kita ambil di masa lalu ya Mbak. Dan pilihan kita sekarang adalah masa depan kita. Setuju sekali dengan Mbak Nophi..

    BalasHapus
  7. Apapun pilihannya.. yang pasti dipikirin baik-baiiiik ;)

    BalasHapus
  8. Iya semua memang susah ya kalo menyangkut pilihan nop, apalagi kalo menyangkut milih kerjaan atao keluarga..duuh:*

    BalasHapus
  9. hidup emang pilihan, mba. yang penting mantepin hati kalo mau milih. dan melakukan yang terbaik setelah memilih itu, kita sendiri yang tau resikonya dan cara meminimalkannya.

    BalasHapus