Kamis, 05 Juni 2014

Fenomena Razia Polantas


"Oh.. tanggal tua ya, makanya diujung jalan sana ada razia polisi....."

"Didepan ada razia...Ini polisi udah tanggal muda masih saja cari uang, kan udah gajian ya..."

Banyak.. banyak dan sering sekali mendengar pendapat-pendapat seperti itu. Kalau saya pribadi sering kasihan, melihat dan mendengar pendapat sebagian orang seperti itu terhadap polisi lalu lintas yang sedang razia. Rasanya terlalu jahat berprasangka seperti itu, mereka kan sedang menjalankan salah satu tugasnya. Jujur saya tidak pernah merasa saat polisi razia itu untuk mencari "uang". Ya walaupun kadang sebal juga ya, tapi tidak bisa juga kan kita men-judge bahwa semua polisi itu menyebalkan, karena banyaaaak juga yang baik. 

Tidak akan ada asap jika tidak ada api.

Mungkin beberapa pendapat seperti itu keluar saat melihat atau mengalami kejadian yang kurang menyenangkan ya. Tapi sekali lagi tidak bijak ya kalau menilai keseluruhan. Tadi siang saya ada keperluan sehingga ijin keluar kantor. Di jalan, bertemulah segerombolan petugas berompi hijau menyala, hiyaaa ituu polisi lalu lintas sedang mengadakan razia. Sepertinya baru saja sih, karena belum ramai tangkapannya dan baru beberapa yang di stop. Saya berhenti bersamaan dengan beberapa motor. Didekat saya seorang bapak-bapak. Jadi saat Pak Pol.nya bilang STNK dan SIM sepertinya ditujukan kepada kami berdua. Ya walaupun si pakpol ga  ngomong ya pasti saya keluarkan sih ya :p. Diliat, diserahkan ulang, beres langsung Go. Ini pertamanya saya bertemu polantas razia setelah bertahun-tahun di Gorontalo. Yeayy akhirnya SIM saya laku haahha. Setelah itu saya jadi berfikir apa yang saya lihat selama razia tersebut terjadi. Dan apakah akan berpendapat sama dengan segelintir orang yang kecewa dengan petugas yang satu ini??

1. Sebelum memeriksa saya, pakpol menanyakan SIM kepada seorang pemuda. Dan pemuda itu menjawab tidak membawa. Oke minggir ditangani seorang pakpol lain. Yang satu tetep memeriksa kita dan saya sempat mengintip pemuda tersebut sedang "nego" dengan pakpol. Walau belum sampai tahap final, antara membayar tips atau ikut sidang tilang, tapi saya yakin pasti ujung-ujungnya akan itu.
Sebenarnya dilema juga ya, saat pakpol benar-benar memberi tilang pasti akan ada tawaran dari pengendara untuk damai saja. Atau kadang malah pakpol yang menawarkan bisa damai. Sebenarnya praktek-praktek seperti ini yang malah membuat image razia polantas itu hanya sebatas duit. Dan parahnya, duit tersebut dianggap akan masuk kantong pribadi, ya saya sendiri tidak tahu ya uangnya mau kemana hehehe. Saya pernah bertanya kepada teman, kenapa dia menawarkan damai saat kena razia, kenapa tidak biar ditilang saja jadi tidak menggerutu kalau duitnya masuk kantong pribadi pakpol tersebut. Jawabnya adalah ribet, bayar tambah mahal dan dipersulit jadi malah lama untuk mendapatkan kendaraannya kembali. Jadi beberapa masyarakat lebih senang untuk damai tapi ujung-ujungnya menggerutu dan berpendapat negatif tentang polantas. Nah kalau sudah begini gimana ya?? Yang harus diperbaiki yang mana dong?? :)

2. Pakpol yang memeriksa saya, tidak menggunakan salam pembuka apapun dan tanpa basa-basi apapun. hanya bilang " SIM dan STNK". Jadi lupakan ada kata-kata seperti di televisi "Selamat siang, mohon SIM dan STNK dikeluarkan" atau kata-kata yang lain. Lupakan. Mungkin supaya terlihat tegas dan kita takut gitu kali ya, padahal ya pakpol... menurut saya wibawa bapak jadi turun kalau hanya asal stop dan nodong SIM, STNK begitu. Apalagi saat seperti kita yang sudah lengkap dan merasa tidak  melanggar aturan, malah kelihatan haduhhh GAK KEREN BLAS.. Dan plisss tolong jangan sambil ngunyah permen karet dong. Errrrr...

Menurut saya ada 2 point itu yang penting. Budaya damai itu indah dan perilaku. Pendapat pribadi sih ya ini, saya tetap setuju dengan adanya razia. Karena aturan di jalan raya memang harus didisiplinkan dan pasti para pakpol juga sudah ada SOPnya tentang hal tersebut, right?? Jadi kalau mau aman ya, patuhi lalu lintas. Lengkapi surat-surat, beres kan. Kalau saya pribadi lebih tidak nyaman ketika pakpol tersebut sok-sokan. Seperti tadi siang itu, sok galak sok keren dan lupa berperilaku hehehe. Tapi yaaa mungkin si pakpol lagi khilaf dan lagi kepanasan, secara Gorontalo siang ini HOT :).

Udah sih gitu saja. Dan sudah jadwalnya sepertinya setiap hari Kamis banyak razia. 
Semoga image razia polantas membaik ya. Kasihan sudah capek-capek bertugas, ehh masih dapat nyinyiran. Penasaran deh dengan sistem tilang di luar negeri itu kayak apa ya, kalau di film-film kan hanya nyelipin selembar kertas gitu saja ya.. terus itu apa sih sebenarnya?? Penasaran... :)

34 komentar:

  1. kayaknya kejadian kayak gitu dimana-mana hampir sama ya jeng... kayaknya sudah jadi rahasia umum ;)

    BalasHapus
  2. Saya pernah posting saat suami kena tilang nih :
    http://www.deyfikri.com/2014/03/ketika-melanggar-aturan.html

    Saat itu suami minta disidang daripada damai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Habis dari TKP mbak... Sepertinya lebih bagus sidang ya. Setahu aku yang pilih damai itu yang memakai motor mbak, karena keberatan motornya dibawa, mungkin kalau yang tahan STNK atau SIM mereka pilih sidang. Mungkin loh yaa hehehe

      Hapus
    2. Yang di postingan itu saat aku & suami pakai motor kok. Dan kayaknya ngga mungkin motornya di bawa kalau ada SIM & STNK-nya.
      Ntar coba aku tanya lagi sama temen yg polisi itu :)

      Hapus
  3. aku pernah ditilang n ujung2nya nego,,karna pas itu buru2 n pengen cepet clear,, huhu astaghfirullah,, parah nih mg2 ga gitu lg akunya,, susah juga nop ngerubah budaya,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih mbak, memang susah ya, mungkin lebih baik kitanya yang berhati-hati sehingga dijauhkan dari urusan yang begini yaa aminn *catetuntukdirisendiri :)

      Hapus
  4. hehehe jd inget terakhir kali ditilang. Sampe berantem sm polisinya. Sy gak merasa bersalah kok ditilang.

    Dan, akhirnya gak ditilang. gak bayar ditempat juga :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau benar memang harus berani ya mbak hehehe

      Hapus
  5. Nego memang udah menjadi cerminan buruk bagi mereka ya, Mba.

    Miris bgtt kalau ada tawar menawar kek gtu dijalan.

    Aman yooo, wis lengkap. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih miris kalau liat duitnya Dah heheehee, alhamdulillah ga liat sih hiihi :)
      Iyo alhamdulillah lagi kemarin itu lengkap, semoga selalu begitu yaa :)

      Hapus
  6. Hm...semoga yang berwewenang segera memperbaiki sikapnya yaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ya mbak, warganya juga sih yaa :)

      Hapus
  7. hihihi..
    iyah bener Nophi.. kalau nggak mau ditilang dan "didenda"
    yaa patuhi saja aturannya... ^_^

    toh kalau lengkap pakpol juga ndak akan cari2 kesalahan, insya Allah ya.. aamiin.. :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... iya mbak betul, in sha allah aman hehhe
      Kadang yang ditakutkan kita gak tahu sudah melanggar aturan hehe

      Hapus
  8. hihi ketawa sendiri baca postingan ini, kadang suka ikutan nyinyir juga sama pak polisi, maapkeun ya paakkk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi pernah ditilang kah mbak Rin?? :p

      Hapus
  9. Whoaaaa...
    aku sering bawa motor padahal mah sebenernya...psssttt belum punya SIM...bhuahahaha...
    Etapi belum pernah kena tilang sih, mungkin tampang ku ke pedean kali yah jadi polisi gak berani nyetopin...hihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Whahaa...iya kali ya mbak Bi... eh aku juga sering gak di stop sama polisi razia, makanya SIM aku perdana dilihatnya padahal udah lamaaaa banget bikinnya :)

      Hapus
  10. Aku belum punya sim mak, kalau kena razia telepon suami yang punya senjata nakhlukkan polisi razia, kartu pers :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memangnya gak jadi ditilang kah mbak?? baru tahu hihiiii ayo ayo segera bikin SIM yaa, biar tenang di hati :p

      Hapus
  11. Razia polantas emang sering berkonotasi negatif.

    BalasHapus
  12. Pengalaman saya sih, di daerah malang jatim. Sidang itu engga muluk kok. Datang pas hari H lalu dipanggil lalu diumumin berapa dendanya. waktu itu nerobos lampu merah cuman kenak 60rb padahal dipasalnya sampai 500rb. walaupun kalau damai cuma mungkin bayar 50rb. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga berasal dari Malang loh, tapi malang selatan :). Kalau pengalaman teman saya yang ditilang memakai sepeda motor, dia keberatan karena motornya yang ditahan katanya kalau nunggu sidang masih lama dan segera butuh motor,jadi seringnya damai ditempat hmmm padahal ga baik sih ya.

      Hapus
  13. Namanya keadilan, setidaknya mengurangi pengendara yang ngawur waktu berkendara :D

    BalasHapus
  14. Jangan sampai kena tilang aja deh..

    BalasHapus
  15. Waduh, ada razia ya, kemudian saya langsung belok ambil jalan yang ke kiri. Ini jalan kecil, kana-kirinya sawah. Tak lama kemudian ada polisi ngejar. Setelah dekat saya diberhentikan. Diminta SIM dan STNK saya kasih semua. Setelah dicek ternyata lengkap, pak pol bilang, "Kok belok?" Sungguh, tawa saya mau meledak saat itu. Dalam hati saya bilang ya terserah saya mau belok atau lurus. Tapi, untuk menjaga komunikasi yang baik saya hanya bilang, "Memang saya belok." Sudah gitu aja.

    Sungguh ini kisah nyata saya :)

    BalasHapus
  16. beda2 sih... kadang ada jg polisi yg amanah, tp bnyk jg oknum yang..... gitu deh :(

    BalasHapus
  17. saya pernah tuh ditilang di daerah solo, katanya melanggar lampu merah, padahal jelas banget lampu masih hijau, sedangkan mobil dibelakang saya ga ditilang, akhirnya saya marah2 di pos polisi trs ga jadi ditilang deh cuma suruh tanda tangan dibuku yang polisi punya, katanya sih peringatan saja. lucu banget deh mungkin karna plat mobil saya dari luar kota kali, entahlah hehehe

    BalasHapus
  18. emang paling sebel kalau ditilang

    BalasHapus