Apel pagi ini...
Pimpinan Apel : "Kita harus pandai-pandai menjual diri, dalam artian positif pastinya. " "Menjual kemampuan, talenta dan skill kita."...dst....
Saya agak-agak lupa sih, yang jelas saat pimpinan Apel bilang "menjual diri" saya baru melek dan ngeh untuk memperhatikan hihhhi. Iyaaa, kadang pas apel hari senin seringnya saya hanya mendengarkan sekenanya saja, masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Jangan ditiru yaa untuk anggota apel lainnya :p
Sebenarnya saya antara setuju dan tidak setuju dengan ungkapan pimpinan apel hari ini. Sebagai seorang yang bekerja memang kita dituntut dengan pencapaian. Apapun itu dan setiap orang pasti berbeda-beda target pencapaiannya. Bagi seorang pegawai mau negeri atau swasta juga terdapat kontrak dan target yang harus dicapai apalagi kalau sudah diburu waktu dudududuu bikin pening pala berbiii..
Kata beliau kita sebagai pekerja harus pandai menjual diri, menjual kemampuan kita, talenta dan skill kita agar eksistensi kita ada dan kita itu dibutuhkan dalam organisasi. Saya setuju, apalagi orang yang baik itu bermanfaat bagi orang lain, termasuk dalam menyelesaikan pekerjaan kan yaa? Paling tidak, orang lain itu tahu keberadaan diri kita dengan semua pekerjaan yang kita hasilkan, jadi bukan hanya sebagai figuran atau malah yang lebih buruk lagi tidak dibutuhkan dalam kantor. Sedih banget kan ya,,
Namun disisi lain, ketika kita menjadi yang dibutuhkan rasanya apa-apa semua tertuju kepada kitaa, Kita dianggap tahu dan mampu mengerjakan hal-hal yang kadang diluar tugas utama. Istilahnya tugas tambahan, iya sih tugas tambahan memang masuk dipenilaian dan mendapatkan point. Tapi kadang kala kita tidak mau point tersebut, kita maunya kerja sesuai dengan tugas utama dan selesai kemudian tenang damai weekend!!!. Trus tugas tambahan gimana?? yang mana juga tidak bisa nolak kan... T_T
Kalau seperti ini rasanya jadi pertentangan diri yaaa, atau mungkin hanya perasaan saya saja hehehe.
Menjadi yang bisa dan selalu diberi pekerjaan tambahan untuk diselesaikan atau menjadi yang biasa saja akhirnya tidak ada pekerjaan tambahan yang diberikan kepadanya??. Terus ujung-ujungnya sedih banget kalau sampai dengar teman putus asa dengan pekerjaan yang banyak whahaa *padahal sayanya juga suka berputus asa :D. Entah kenapa saya sedih loh, beneran, bukan sok bijak yaa bukan juga sok pekerja keras, dan ya mungkin itu timbul akibat kekecewaan dia juga terhadap semua yang terjadi. Lah tapi mau bagaimana lagi? Kalau dirasa lebih baik untuk terus terang kepada pimpinan ketika kita merasa sudah overload, menurut saya lebih baik daripada ngumpat terus dibelakang kan?. Kita punya tanggung jawab, upah yang diterima kalau kitanya tidak maksimal dalam bekerja apa ya menjadi berkah?? saat banyak pihak yang dikecewakan oleh kita apakah jadi barokah??.
Selama ini saya juga merasa belum maksimal dalam kerja, masih sering pontang-panting saat deadline. Berarti pengaturan waktu saya kurang bagus kan yaa, namun insya allah saya berusaha semaksimal yang saya bisa kerjakan. Tugas tambahan juga kalau memang saya mampu ya saya kerjakan, kalau tidak yaa bilang terus terang atau meminta bantuan kepada orang lain. Saya sih tidak ingin menjual diri, saya maunya mengkaryakan diri saya seoptimal mungkin. Kalau semisal akhirnya dianggap pantas dijual itu terserah yang menilai kan yaaa. Yoyoyooo semangat untuk semua pekerja diluar sana :D.
Demikian curhat senin manis... semoga berkah dan barokah sepanjang minggu ya temans :)